December 4, 2024

Omicron (B.1.1.529) adalah salah satu varian/turunan jenis baru dari virus COVID-19 yang dilaporkan pertama kali di Afrika Selatan. Virus ini memiliki sifat yang lebih menular dan mempengaruhi kekebalan tubuh (baik yang diperoleh oleh infeksi alami maupun vaksinasi).

Sepanjang virus masih bersirkulasi di masyarakat, maka dapat menyebabkan virus berevolusi. Evolusi ini dapat menyebabkan adanya perubahan dari sifat dan karakter dari virus asal. Misalnya perubahan di kecepatan penularan, efek terhadap sistem kekebalan tubuh, tingkat keparahan, diagnosis dan respon terhadap obat-obatan.

Informasi akan terus diperbarui seiring dengan penelitian atau investigasi yang terus dilakukan untuk memahami sifat dan karakter dari virus ini, terutama untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya varian-varian baru yang lainnya dan mengurangi dampak pandemi.

Menurut Profesor Tim Spector peneliti dari ZOE Covid, aplikasi pelacak Covid-19 di Inggris, saat ini pengujian sangat penting dilakukan lantaran gejala Omicron yang mirip dengan flu biasa.Dilansir dari Independent, Kamis (3/2/2022) Spector mengatakan bahwa data dari aplikasi yang dikembangkannya itu dapat melacak gejala Covid-19 yang banyak dikeluhkan.
Sebab, sekitar 4,7 juta pengguna aplikasi dapat memasukkan gejala apa saja yang dialami, termasuk gejala klasik Covid-19 seperti demam, batuk, hingga anosmia atau hilangnya kemampuan mencium.Sementara ini, informasi terbaru yang tercatat di aplikasi ZOE Covid mengungkapkan lima ciri-ciri gejala Omicron teratas yang banyak dikeluhkan pasien, di antaranya sakit kepala, pilek, bersin-bersin, sakit tenggorokan, dan batuk.
Ciri-ciri gejala Omicron
1. Sakit kepala
Gejala Omicron yang banyak dikeluhkan pasien adalah sakit kepala. Sakit kepala diketahui merupakan salah satu gejala yang paling umum akibat infeksi Covid-19.
Riset tersebut juga menunjukkan sakit kepala akibat virus corona yang dirasakan pasien mulai dari:
-Nyeri atau sakit kepala sedang hingga berat
-Kepala terasa berdenyut, menekan, atau menusuk
-Sakit kepala dapat terjadi di kedua sisi kepala
-Sakit kepala berlangsung selama lebih dari tiga hari dan tidak mampu diobati dengan obat penghilang rasa sakit biasa
2. Pilek
Selama musim dingin di Inggris, pilek menjadi gejala Covid-19 kedua yang paling sering dilaporkan setelah sakit kepala. Setidaknya hampir 60 persen orang yang positif Covid-19 dengan gejala anosmia juga mengeluhkan pilek. Para peneliti menggarisbawahi saat tingkat infeksi rendah, kemungkinan besar pilek bukan disebabkan oleh virus corona, tetapi alergi.
3. Bersin-bersin
Ciri-ciri gejala Omicron yang ditemukan oleh tim peneliti selanjutnya adalah bersin-bersin. Gejala ini, kata mereka, bahkan terjadi pada orang yang sudah divaksinasi Covid-19. Di sisi lain, tim menjelaskan bersin tidak selalu mengindikasikan infeksi varian Omicron tetapi bisa menandakan alergi maupun pilek biasa.
4. Sakit tenggorokan
Banyak pasien Omicron melaporkan bahwa mereka menderita sakit tenggorokan yang kerap dialami saat pilek maupun radang tenggorokan. Studi ZOE Covid mencatat, gejala sakit tenggorokan akibat infeksi Covid-19 cenderung ringan dan berlangsung kurang dari lima hari. Apabila sakit tenggorokan sangat menyakitkan, peneliti berkata mungkin menandakan kondisi kesehatan lainnya, untuk itu Anda perlu memeriksakan diri ke dokter. Berdasarkan data yang terkumpul, hampir setengah dari pasien Covid-19 mengalami sakit tenggorokan yang banyak terjadi pada usia 18 sampai 65 tahun.
5. Batuk
Batuk terus-menerus umumnya menandakan gejala Covid-19. akan tetapi, studi ini menunjukkan hanya sekitar empat dari 10 pasien yang merasakan batuk-batuk. Adapun gejala batuk yang berkaitan dengan infeksi Covid-19 biasanya batuk kering, bukan batuk berdahak.
Gejala ini juga bisa berlangsung sekitar empat atau lima hari bergantung pada derajat penyakit. Apabila Anda mengalami batuk dan dibarengi dengan gejala Covid-19 lainnya, segera lakukan tes PCR maupun rapid test antigen.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *