Otak manusia yang merupakan organ vital untuk menerima, menyimpan, dan mengeluarkan kembali informasi. Semuanya tersusun menjadi makromolekul dan dalam bentuk jaringan otak. Instrumen penyimpan informasi lainnya yang dimiliki manusia adalah senyawa kimia yang dikenal sebagai DNA atau desoxyribonucleic acid. Baik jaringan otak manusia maupun molekul-molekul DNA terdiri atas unsur-unsur utama C, H, O, N, dan P.
Profesor Carl Sagan dari Princeton University dalam bukunya The Dragon of Eden, memberikan gambaran bahwa manusia memang lebih unggul dibandingkan makhluk-makhluk lainnya. Salah satu bentuk keunggulannya adalah dalam hal kepemilikan sistem penyimpan informasi atau memoi sebanyak jutaan Gigabyte.
Lalu apa hubungannya dengan otak manusia dengan tanah?
Tentunya kita pernah mendengar bahwa manusia diciptakan dari tanah kan..
Tanah mengandung banyak atom dan unsur metal atau logam maupun metaloid atau seperti logam yang sangat diperlukan sebagai katalis dalam proses reaksi kimia maupun biokimia untuk membentuk molekul-molekul organik yang lebih kompleks.
Unsur-unsur yang ada di dalam tanah antara lain besi, tembaga, kobalt, mangan. Dan di samping itu juga ada unsur karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N), fosfor (P), dan juga oksigen (O). Semua unsur metal maupun metaloid ini berperan sebagai katalis dalam proses biokimia untuk membentuk molekul yang lebih kompleks seperti ureum, asam amino atau bahkan nukleotida. Molekul-molekul tersebut disebut dengan molekul organik yang mendukung suatu proses kehidupan. Keterlibatan molekul air (H2O) dalam proses terbentuknya molekul-molekul pendukung proses kehidupan. Seperti diketahui, air adalah media bagi terjadinya suatu proses reaksi kimiawi dan biokimiawi untuk membentuk suatu molekul baru. Otak manusia juga terbuat dari unsur tersebut yang berfungsi menyimpan, menerima dan menangkap segala informasi.