May 4, 2024

Bulan mulai yang dipecayai oleh umat Nabi Muhammad SAW yakni bulan ramadhan, dimana didalamnya, seluruh muslim melakukan ibadah berupa puasa. Puasa sendiri berasal dari kata bahasa arab “saumu” yang artinya menahan dari segala sesuatu seperti makan, minum, nafsu, dan sebagainya mulai dari terbit matahari hingga terbenamnya matahari. Al-Qur’an menyatakan kewajiban puasa ramadhan pada surah Al-Baqarah : 183 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.” (Al-Bukhari, 1992)

Selain muslim, umat beragama selain agama islam juga memiliki tradisi puasa yang mereka percayai. Pelaksanaan puasa yang mereka lakukan masing-masing berbeda namun tujuannya tetap sama, yakni menahan diri dari makan, minum, nafsu, hingga berbuat kejahatan dalam jangka waktu yang berbeda pula.

Lalu bagaimana pandangan Kimia pada tradisi puasa? Berdasarkan kesehatan tentu saja banyak sekali manfaat yang didaptkan ketika manusia melakukan puasa. Beberapa contohnya adalah dapat mengobati kegemukan atau obesitas. Penumpukan lemak yang melebihi batas normal sehingga menambah berat badan hingga 30% (J.M, 2013) Penumpukan lemak tersebut terjadi karena adanya pembekakan pada sel lemak atau bisa juga meningkatnya jumlah sel lemak yang bekerja. Jumlah kalori yang dibutuhkan oleh manusia setiap harinya mencapai 2000-2700 kalori. Namun ketika manusia melakukan puasa, kebutuhan kalorinya akan berkurang hingga 1200 kalori setiap harinya atau setara dengan berkurangnya berat badan hingga 5 kg selama menjalani puasa. (M, 2013)

Selain obesistas, penyakit gula atau diabetes juga dapat diobati karena melaksanakan puasa. Gula dalam darah manusia memiliki zat bernama glukosa, itulah yang menjadi sumber energi utama pada tubuh manusia. Biasanya, kadar normal zat glukosa pada darah sekitar 70-110 mg/100 ml darah atau sama dengan ketika manusia tidak makan apa-apa selama 8-12 jam dan meningkat menjadi 120-150 mg/100 ml ketika manusia mengkonsumsi jenis makanan karbohidrat. Dengan manusia melakukan puasa selama 12-18 jam, maka kadar gula dalam darah akan turun hingga pada titik 60-70 mg/100 ml (Tusikal, 2013). Penurunan inilah yang menjadi salah satu proses keseimbangan antara darah dengan hormon insulin. Salah satu jenis penyakit diabetes adalah diabetes mellitus atau kencing manis. Terjadinya penyakit ini adalah karena adanya kerusakan pada keseimbangan darah dan hormon insulin atau anti insulin. (R, 2019)

Islam dalam hadist Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Sunan At-Tirmidzi menjelaskan mengenai antisipasi kemungkinan terjadinya penyakit diabetes ini, yang artinya: “Dari Miqdam bin Ma’dikarib berkata: Aku mendengar Rasulullah Saw. Bersabda: Dari tidak ada suatu wadah yang lebih buruk yang diisi oleh manusia daripada perutnya sendiri. Cukuplah seseorang itu mengkonsumsi beberapa suap makanan yang dapat menegakkan tulang punggungnya. Bila tidak bisa, maka ia bisa mengisi sepertiga perutnya dengan makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga sisanya untuk nafasnya.” (HR. Sunan At-Tirmidzi.) (At-Tarmidzi, 1992)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Bukhari, M. b. . (1992) Shahih Bukhari.

At-Tarmidzi (1992) Sunan At-Tarmidzi. Semarang: CV. Asy-syifa.

J.M, A.-Z. (2013) Hidup Sehat Tanpa Obat: Manfaat Kesehatan dalam Sholat, Puasa, Zakat, dan Haji. Jakarta: Cakrawala Publishing.

M, M. (2013) ‘Puasa Ramadhan dan Obesitas’, Jurnal Health Quality, Vo.4(No.1), pp. 47–53.

R, A.R.B.& A. (2019) ‘Pengaruh Puasa Ramadhan Terhadap Kadar Gula’, Journal of Telenursing (JOTiNG) [Preprint].

Tusikal, M.. (2013) Berkah, Panduan Ramadhan: Bekal Meraih Ramadhan Penuh. Yogyakarta: Pustaka Muslim.